Jumat, 01 Oktober 2010

BOKASHI BIONIC

Pupuk bokashi adalah pupuk yang dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan organik (seresah daun, kotoran hewan ternak, serbuk gergaji dan bahan organik lain.) dengan starter yang biasanya adalah EM4 (Effective Microorganism). Dengan teknologi EM 4 ini, yang semula pembuatan pupuk organik memerlukan waktu 3-4 bulan, dapat dibuat dalam waktu 7-14 hari saja.

Sebenarnya untuk menekan biaya pembuatan pupuk bokashi adalah dengan membuat starter sendiri yakni dapat dilakukan dengan memanfaatkan bakteri yang terdapat dalam saluran pencernaan ruminansia. Salah satu saluran pencernaan (rumen atau biasa disebut babat dalam bahasa jawa) dari kelompok ruminansia yang mudah dan murah untuk digunakan sebagai starter dalam pembuatan bokashi adalah rumen kambing.

Jenis bakteri yang terdapat dalam rumen kambing memiliki fungsi yang sama dengan jenis bakteri yang terdapat dalam larutan EM 4, hanya saja kompleksitas mikroorganismenya lebih tinggi. Selain itu, biaya untuk membuat starter rumen kambing jauh lebih terjangkau daripada harga EM 4. Isi rumen kambing dapat diperoleh di tempat penyembelihan hewan dengan tidak perlu membeli karena isi rumen kambing tersebut biasanya dibuang. Untuk membuat starter rumen kambing ini hanya memerlukan biaya sebesar Rp 23.000,00 yang digunakan untuk membeli bahan-bahan sumber makanan mikroba saja. Dengan bahan-bahan tersebut dapat dihasilkan starter sebanyak 5 liter. Perbanyakan mikroba dalam rumen kambing tersebut dapat diperbanyak lagi dengan kelipatan yang sama, bahkan dapat disimpan dalam kurun waktu selama enam bulan. Berdasarkan penelitian, pertumbuhan tanaman yang diberi pupuk bokashi dengan memanfaatkan mikroba dalam rumen kambing sebagai starter menunjukkan hasil yang relatif sama dengan pertumbuhan tanaman yang diberi pupuk bokashi yang memanfaatkan EM 4.

Pupuk Bokashi BIONIC merupakan hasil fermentasi bahan organik yang terdiri dari kotoran ternak, hijauan, serbuk gergaji, dengan memanfaatkan mikroba rumen kambing sebagai starter.

Kamis, 30 September 2010

PUPUK ORGANIK


a. Definisi Pupuk Organik
Terdapat beberapa definisi pupuk organik yang dikemukakan para ahli yakni menurut Glick (1995), pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Sedangkan menurut Cattelan, A.J., P.G. Hartel, dan J.J. Fuhrmann (1999), pupuk organik merupakan salah satu sarana produksi (yang terbuat dari bahan-bahan alami) yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi dan mutu hasil budidaya tanaman.
Pupuk organik merupakan zat tambahan yang terbuat dari bahan-bahan alami, bisa menggunakan daun-daun kering atau kotoran ternak, yang dapat memberikan asupan nutrisi pada tanah yang nantinya bisa diserap oleh tanaman sebagai stimulus pertumbuhan.

b. Kelebihan Pupuk Organik
Pupuk organik mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan dalam usahatani untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman. Dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik lebih mudah diserap tanaman, lebih ramah lingkungan, dan tidak membahayakan kesehatan. Pupuk organik mempunyai keunggulan dalam hal memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sesuatu yang tidak dapat dicapai pupuk kimia. Namun dengan catatan, hanya pada pupuk organik yang masih bersifat padat, berupa kompos atau pupuk kandang asli. Pupuk organik dalam bentuk cair, ekstrak, pupuk daun, dan pelet, tidak akan mempunyai kemampuan memperbaiki struktur tanah. Menurut Yuwono (2006), sifat baik pupuk organik terhadap kesuburan tanah adalah :
a.   Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepas­kan hara tanaman dengan  lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil
b.   Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar
c.   Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat
d.   Meningkatkan daya menahan air (water holding capaci­ty), sehingga kamampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak
e.   Permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempungan)
f.    Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation ) se­hingga kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi, aki­batnya apabila dipupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci 
g.   Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan ting­kat tinggi maupun tingkat rendah) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin
h.   Dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah
i.     Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi bahan organik

c. Macam Pupuk Organik
Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1.  Pupuk organik padat
Pupuk organik padat berbentuk padat yang pengaplikasiannya melalui akar. Pupuk organik padat antara lain pupuk kompos dan pupuk kandang.
Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya dan jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh 1) makanan hewan yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan da­gingnya saja,  3) jenis atau macam hewan, dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang (Bawolye dan Syam,2006).
2. Pupuk organik cair
Pupuk organik cair berbentuk cairan yang pengaplikasikannya melalui daun. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain (Bawolye dan Syam,2006).