Kamis, 30 September 2010

PUPUK ORGANIK


a. Definisi Pupuk Organik
Terdapat beberapa definisi pupuk organik yang dikemukakan para ahli yakni menurut Glick (1995), pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Sedangkan menurut Cattelan, A.J., P.G. Hartel, dan J.J. Fuhrmann (1999), pupuk organik merupakan salah satu sarana produksi (yang terbuat dari bahan-bahan alami) yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi dan mutu hasil budidaya tanaman.
Pupuk organik merupakan zat tambahan yang terbuat dari bahan-bahan alami, bisa menggunakan daun-daun kering atau kotoran ternak, yang dapat memberikan asupan nutrisi pada tanah yang nantinya bisa diserap oleh tanaman sebagai stimulus pertumbuhan.

b. Kelebihan Pupuk Organik
Pupuk organik mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan dalam usahatani untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman. Dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik lebih mudah diserap tanaman, lebih ramah lingkungan, dan tidak membahayakan kesehatan. Pupuk organik mempunyai keunggulan dalam hal memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sesuatu yang tidak dapat dicapai pupuk kimia. Namun dengan catatan, hanya pada pupuk organik yang masih bersifat padat, berupa kompos atau pupuk kandang asli. Pupuk organik dalam bentuk cair, ekstrak, pupuk daun, dan pelet, tidak akan mempunyai kemampuan memperbaiki struktur tanah. Menurut Yuwono (2006), sifat baik pupuk organik terhadap kesuburan tanah adalah :
a.   Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepas­kan hara tanaman dengan  lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil
b.   Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar
c.   Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat
d.   Meningkatkan daya menahan air (water holding capaci­ty), sehingga kamampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak
e.   Permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempungan)
f.    Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation ) se­hingga kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi, aki­batnya apabila dipupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci 
g.   Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan ting­kat tinggi maupun tingkat rendah) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin
h.   Dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah
i.     Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi bahan organik

c. Macam Pupuk Organik
Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1.  Pupuk organik padat
Pupuk organik padat berbentuk padat yang pengaplikasiannya melalui akar. Pupuk organik padat antara lain pupuk kompos dan pupuk kandang.
Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya dan jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh 1) makanan hewan yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan da­gingnya saja,  3) jenis atau macam hewan, dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang (Bawolye dan Syam,2006).
2. Pupuk organik cair
Pupuk organik cair berbentuk cairan yang pengaplikasikannya melalui daun. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain (Bawolye dan Syam,2006).